NASIONALXPOS.CO.ID, TANGERANG – Polemik mewarnai pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMP Negeri 1 Jambe, Kabupaten Tangerang. Sejumlah orang tua murid bersama LSM BP2A2N Banten melontarkan kritik pedas terhadap pihak sekolah yang dinilai tidak transparan dalam proses penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026.
Sorotan utama datang dari kebijakan sekolah yang mengurangi jumlah rombongan belajar (rombel) dari delapan menjadi tujuh kelas, tanpa ada penjelasan resmi kepada publik. Akibatnya, banyak calon siswa yang tidak tertampung di satu-satunya SMP Negeri di Kecamatan Jambe.
“Kami kecewa. Tidak ada pemberitahuan atau alasan yang jelas mengapa jumlah kelas dikurangi. Anak-anak kami tidak diterima, padahal tahun lalu masih delapan kelas,” ujar salah satu wali murid yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Keluhan ini diperkuat oleh Direktur Eksekutif LSM BP2A2N Banten, Ahmad Suhud, yang menyebut bahwa pihaknya telah menerima banyak pengaduan dari masyarakat.
“Ini bukan sekadar soal teknis. Ini menyangkut kepercayaan publik. Kami mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang segera mengevaluasi kinerja kepala sekolah SMPN 1 Jambe, yang kami nilai kurang komunikatif dan tidak terbuka dalam pengambilan keputusan penting,” tegas Suhud.
Tak hanya masyarakat dan LSM, Komite Sekolah SMPN 1 Jambe pun menyatakan bahwa mereka tidak dilibatkan dalam keputusan pengurangan rombel tersebut.
“Sejak awal kami sudah usulkan tetap delapan rombel seperti tahun lalu. Tapi tiba-tiba jadi tujuh tanpa pemberitahuan. Ini jelas berdampak pada masyarakat yang anaknya tidak tertampung,” ungkap Ketua Komite, M. Yusup.
Menanggapi polemik ini, masyarakat, komite sekolah, dan LSM meminta adanya klarifikasi resmi dari kepala sekolah. Mereka juga mendesak Pemkab Tangerang untuk segera membangun sekolah negeri baru di Kecamatan Jambe, mengingat tingginya jumlah lulusan SD setiap tahunnya.
“Kami ingin ada solusi jangka panjang. Jangan sampai persoalan seperti ini terulang. Setiap anak berhak atas pendidikan yang layak dan merata,” tutup Suhud.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak SMPN 1 Jambe belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan yang diarahkan kepada mereka. (Ibenk)












