Scroll Untuk Baca Berita
Daerah

Guna Benahi Pengelolaan Pasca Panen, Blora Belajar SRG dari Wonogiri

926
×

Guna Benahi Pengelolaan Pasca Panen, Blora Belajar SRG dari Wonogiri

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, BLORA – Komitmen Bupati H. Arief Rohman dengan Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati untuk membantu para petani, guna serap gabah dan penjualan pasca panen agar lebih baik, salah satunya dengan mengaktifkan kembali Sistem Resi Gudang (SRG) yang ada di Kecamatan Kedungtuban.

Bupati, Wakil Bupati beserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertolak ke Kabupaten Wonogiri, guna studi banding terkait pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG). SRG Wonogiri merupakan yang terbaik di Indonesia dan direkomendasikan oleh Kementerian Perdagangan dalam hal serap gabah dan penjualan pasca panen, Kamis (1/4/2021).

“Kami dari Blora hadir ke Wonogiri yang pertama untuk bersilaturahmi dan yang kedua ingin belajar tentang pengelolaan SRG,” ucap Bupati Blora.

H. Arief Rohman mengatakan, bahwasannya Wonogiri memiliki pengelolaan SRG yang terbaik dengan membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Dimana salah satu usahanya bisa menyediakan beras untuk pasokan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Kami ingin kedepan Blora bisa mengikuti kesuksesan Wonogiri,” terang Bupati Blora.

BACA JUGA :  Tangkal Radikalisme, PJID Bali Gelar Seminar Wawasan Kebangsaan dan Bahaya Narkoba

Menurut Bupati Arief, saat ini permasalahan petani dan bantuan sosial terus menjadi momok yang tak kunjung usai. Sehingga pihaknya ingin ada gebrakan baru, apalagi SRG di Wonogiri ini juga telah berhasil menyalurkan gabah petani untuk diekspor keluar negeri.

“Tagline kita sudah sama, disini ‘Go Nyawiji Sesarengan mBangun Wonogiri’, sedangkan kami di Blora mengusung tagline ‘Sesarengan mBangun Blora’, semoga suksesnya nanti juga sama,” tambah Mas Arief, sapaan akrab Bupati Blora.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengapresiasi kedatangan Bupati Blora dan rombongan atas kegigihannya untuk membangun sektor pertanian dengan SRG.

“Suatu kehormatan bagi Wonogiri bisa menerima Pak Bupati Blora bersama rombongan. Meskipun tetap prokes semoga tidak mengurangi semangat kita untuk bersama-sama membangun daerah,” ujar Joko Sutopo.

Pihaknya mengaku bahwa sektor pertanian jika dibahas persoalannya tidak akan habis. Adanya SRG di Wonogiri ini menurutnya juga berkat kerjasama seluruh pihak yang konsisten dan menggandeng para petani milenial yang terus semangat berinovasi.

BACA JUGA :  Tegas, PAC PP Pasar Kemis Deklarasi Perangi Open BO

“SRG jangan hanya bisa menampung gabah, namun juga membina petani agar gabahnya layak masuk. SRG kita kelola dengan para petani milenial yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Petani (BUMP) ‘Pengayom Tani Sejagad’. Sudah ribuan petani yang dibina, kami sangat terbuka monggo diskusi langsung dengan para petani milenial kita, ini hadir Mas Guruh dan Mas Hanjar,” lanjut Bupati Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo.

Sedangkan untuk BPNT, menurut Jekek kuncinya ada di data. Data selalu menjadi sumber permasalahan dalam penyaluran bantuan.

“Perbaikan dan pengajuan validasi selalu dilakukan, namun data yang kembali ke daerah kadang juga masih mental. Kita harus rutin melakukan perbaikan data ini sesering mungkin, sehingga data Wonogiri ini dinilai sebagai data hidup karena selalu kita evaluasi, kekompakan data ini harus dibangun,” tambahnya.

Direktur BUMP Pengayom Tani Sejagad, Guruh bersama rekannya, Hanjar Lukito Jati menjelaskan bahwa BUMP yang ia pimpin mulai dipercaya mengelola SRG pada tahun 2017.

BACA JUGA :  Bupati Bungo H Mashuri Panen Cabe di Dusun Suka Jaya

“Berkat konsistensi, inovasi, dan dukungan regulasi dari pemerintah akhirnya kami berhasil menjalankan SRG. Ketersediaan bahan baku gabah harus dipastikan dengan membentuk petani binaan. Saat ini sudah ada lebih dari 1500 petani yang menjadi binaan kami, baik petani organik maupun konvensional,” jelas Guruh.

Dari seluruh petani binaan tersebut, gabah diolah dalam SRG dengan menghasilkan beragam produk mulai beras untuk kepentingan BPNT, beras ASN, hingga beras untuk kepentingan ekspor.

Bupati H Arief Rohman dan Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati optimis, apa yang ada di Wonogiri bisa dilaksanakan di Blora dan bisa sukses juga di Blora.

“Kita harus optimis, setelah belajar di Wonogiri semoga SRG di Blora bisa segera kita hidupkan agar petani bisa lebih sejahtera, bebas dari permainan harga tengkulak,” harapnya. (Hans)