Scroll Untuk Baca Berita
Video

Sebagian Pedagang Buah Yang Digusur Pemerintah Asahan Tidak Mendapatkan Kios Dipasar Buah

987
×

Sebagian Pedagang Buah Yang Digusur Pemerintah Asahan Tidak Mendapatkan Kios Dipasar Buah

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, ASAHAN – Para pedagang buah yang digusur Satpol-PP untuk dipindahkan ke pasar buah di Jln Panglima Polem, yang disediakan pemerintah kabupaten Asahan, ternyata banyak pedagang buah yang tidak dapat kios ataupun lapak.

Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Satpol-PP menggusur lapak pedagang buah di jln.Tengku Umar kisaran pada tanggal 28 Oktober lalu membuat pedagang buah kecewa karena upaya penggusuran dinilai tidak ada solusi yang terbaik, Minggu (31/10/2021).

Saat dikonfirmasi Nasionalxpos.co.id di hotel Sabty Garden Kisaran ketika acara bulan amal Bhakti Karang Taruna, Bupati Asahan H.Surya Bsc yang didampingi Kadis Kominfo Asahan H. Rahmad Hidayat Sos.Msi mengatakan, itu bukan penggusuran tapi dipindahkan ketempat pasar buah yang disediakan pemerintah dan saya akan hubungi Kasatpol-PP sembari sambil meninggalkan. Sabtu (30/10/2021).

BACA JUGA :  Kapolres Minahasa Pimpin Upacara Ziarah Nasional, dalam Peringatan Hari Pahlawan 2021

Kadis Kominfo Asahan H. Rahmad Hidayat Sos.Msi menjelaskan, “pedagang buah yang di jln.Tengku Umar ditertibkan dan dipindahkan ke pasar buah yang disediakan pemerintah karena lapak pedagang buah memakan ruas jalan dan mengganggu hak para pengguna jalan, untuk teknis Penempatan kios (Lapak) langsung koordinasi ke-Dinas Koprindag Asahan,” jelasnya.

Ketika dikroscek ke pasar buah jln.Panglima Polem ditemukan para pedagang buah masih berjualan didepan pasar buah yang ada dibahu jalan karena mereka tidak dapat kios (Lapak) salah satunya Zulham warga jln.Balam Gambir Baru, Lufita Br Sitohang warga suderejo, B Sinurat warga jln. Pramuka.

BACA JUGA :  Viral, Polisi Banting Mahasiswa, Saat Demo HUT Kabupaten Tangerang ke 389

Pedagang Buah Zulham mengatakan, kami digusur Satpol-PP tanpa ada kelonggaran langsung digusur itu hari juga, memang kami sudah dapat surat peringatan sampai tiga kali dan kamipun sudah tatap muka sama pemerintah tapi aspirasi kami tidak didengar.

“Kami bukannya gak mau pindah tetapi kalau kami berjualan di pasar buah itu pasti tidak layak karena tempat lapaknya sempit 1×1 meter manalah cukup untuk tempat buah-buahan yang dijual, dan pembeli pasti sepi,” keluh zulham.

BACA JUGA :  Senam Jadi Magnet Warga Belanja di Pasar Penampungan

“Lihatlah saya berjualan didepan pasar buah karena saya tidak dapat lapak didalam, lapak didalam sudah penuh serta sampai sekarang upaya pemerintah belum ada untuk kami,” Ungkap zulham.

Ditempat yang sama Lufita Br Sitohang yang juga pedagang buah menyampaikan, semenjak kami berjualan disini omset kami berkurang drastis, biasanya omset kami perhari 4 juta sekarang perhari seratus ribu dua ratus ribu, omset kami turun 90% lebih,” tandasnya. (SM)