NASIONAL XPOS.CO.ID MITRA – Pembalakan Liar Gunung Manimporok Berlangsung Masif Sejak Lama, Penyebab Banjir Bandang Yang Berulang di Kabupaten Minahasa Tenggara (MITRA), Ketua FMI Sulut Steven Sumolang Mengatakan Perlu Tindakan Tegas Bagi Pengrusak Hutan terangnya waktu di wawancarai awak media Nasionalxpos.co.id, Kamis (30/9/2021).

Teringat kembali kita pada waktu Manado Pada tahun 2013 Silam, Banjir bandang yang melanda Kota Ratahan dan sekitarnya. Puluhan rumah warga rusak dan seorang bocah berusia 11 tahun hilang. Dampak banjir, dua rumah warga di Kelurahan Lowu Satu hanyut, termasuk puluhan rumah lainnya di Kelurahan Lowu Utara dan Lowu Dua yang alami rusak parah karena terendam lumpur. Musibah banjir ini merupakan peristiwa terbesar setelah kejadian yang sama pada 2007 yang ikut merusak pekuburan umum di Ratahan.
Tahun 2021 ini banjir Kembali membuat jalan penghubung Ratahan-Pangu putus akibat banjir dan bahan material kayu, yang berasal dari wilayah Gunung Manimporok dan wilayah Kalatin, Akibat peristiwa itu, puluhan rumah warga yang terendam dan 4 rumah lainnya hanyut. Rumah yang terendam sekitar 50 rumah dan yang rusak tanpa jejak (hanyut) 4 rumah dan sedang melakukan pencarian terhadap 1 orang korban masyarakat desa Pangu.
Kejadian bencana banjir beberapa kali di Minahasa Tenggara dalam selang beberapa tahun, selalu dengan cerita yang sama yakni luapan airnya berasal dari kawasan hutan lindung Gunung Manimporok. Ketua Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) Sulut Steven Sumolang mengemukakan, pembalakan liar di hutan lindung tersebut telah terjadi sejak lama dan berlangsung masif.
Sumolang yang juga Ketua III Forum Komunikasi Pecinta Alam (FKPA) Sulut mengisahkan pada tahun 2011, ia bersama tim Mapala Avestaria FISIP Unsrat melakukan ekspedisi ke puncak Gunung Manimporok. Sepanjang jalan mereka menemukan banyak pohon-pohon besar yang ditebang, papan-papan yang sudah diolah yang belum diangkut, bahkan telah dibuat jalan pulang yang memudahkan kayu yang ditebang untuk dibawa turun. Pemandangan miris ini, ditambah dengan hasil percakapan dengan beberapa penduduk sekitar hutan lindung, bahwa ada oknum petugas yang membantu keluarnya kayu-kayu dari hutan lindung dengan mudah.
Penemuan tersebut pernah disampaikan ke Dinas Kehutanan provinsi kabupaten dan dipublikasi ke media massa, hingga mendapat tanggapan balik dari pemerintah dan masyarakat. Disayangkan sekali karena gunung Manimporok merupakan salah satu hutan besar yang tersisa di Minahasa. Hutan lindung Manimporok dan sekitarnya adalah penghasil terbesar debet air Danau Tondano.
“Praktek-praktek pembalakan liar ini masih terjadi, untuk itu pengawasan melekat dan perlu melibatkan segenap masyarakat agar pohon-pohon yang gunanya menahan air dapat dicegah dan itu belum terlambat. Oknum-oknum yang masih terlibat melakukan pengrusakan lingkungan harus ditindak. (TEVRI)










