Dihubungi awak media, ketua Yayasan Krematorium Bebalang, I Nyoman Karsana mengungkapkan bahwasannya Ngaben di krematorium Bebalang yang dikelolanya lebih fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan adat dan tradisi dari desa masing-masing.
“Ada yang memilih hanya mekingsan di Gni juga dilayani. Karena pihak keluarga ingin pelaksanaan selanjutnya dilaksanakan di desa adatnya,” ujarnya.
Karsana juga mengatakan bahwa krematorium ini memberikan solusi bagi umat Hindu Bali yang dihadapkan dengan kendala atau situasi di desanya.
“Saat dalam persiapan upacara Ngenteg Linggih misalnya ada warga meninggal, lalu agar Ngaben juga bisa berjalan, maka solusinya di kremasi. Ingat krematorium bukan tujuan tapi menjadi solusi,” tegasnya. (Uchan)








