Politik

Kampanye di Bali, Aktivis Muda Sayangkan Gibran Tak Hadirkan Diskusi

1739
×

Kampanye di Bali, Aktivis Muda Sayangkan Gibran Tak Hadirkan Diskusi

Sebarkan artikel ini
Aktivis muda dari Bali, Arya Gangga. Kamis, (11/1/2023). Foto: Ist

NASIONALXPOS.CO.ID, DENPASAR —Calon Wakil Presiden Nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, Selasa, (9/1/2024) lalu berkampanye di Denpasar dan Buleleng sekaligus konsolidasi bersama relawan di alun-alun Singaraja.

Dari informasi yang diketahui, Gibran akan mengunjungi beberapa agenda, diantaranya menghadiri kegiatan komunitas ekonomi kreatif, deklarasi dan konser pesta rakyat yang diselenggarakan di Denpasar.

Advertisement

Salah satu tokoh muda sekaligus aktivis dari Bali Arya Gangga kepada awak media Kamis, (11/1/2024) sore, memberikan komentar pedas atas kehadiran Gibran beberapa waktu lalu di Bali.

BACA JUGA :  Maraknya WNA Ganggu Ketertiban, Ini Pernyataan Sikap Kakanwil Kemenkumham Bali

Arya Gangga menyayangkan kehadiran Gibran di Bali yang seharusnya dapat menyempatkan waktu diskusi dan berdialog dengan kelompok elemen mahasiswa, komunitas dan aktivis di Bali, justru tidak masuk dalam agenda kunjungan kampanye Gibran di Bali.

“Sekali lagi posisi saya tegas, politik gagasan harus menjadi peran utama dalam memeriahkan pesta demokrasi pemilu 2024,” ungkap Arya Gangga.

Aktivis muda Bali ini juga menyampaikan bahwa anak muda seharusnya dapat dijadikan subjek politik yang harus dipandang sebagai insan yang berpikir bukan sebagai objek politik yang hanya dapat di klaim oleh oknum-oknum politisi tertentu.

“Saya berharap ini menjadi evaluasi besar TKN hingga TKD dari Prabowo-Gibran. Atau justru TKN sengaja menghindari ruang-ruang diskusi bersama para aktivis, karena aktivis cenderung memiliki gagasan dan argumentasi yang kuat dalam berdiskusi pada setiap forum?,” tanya Arya.

“Saya mengajak seluruh generasi muda untuk tidak menjadi pemilih fanatik, mari gunakan hak suara kita dengan objektif, memilih calon pemimpin berdasarkan gagasan dan kapabilitasnya, karena Indonesia butuh pemimpin yang mampu berdialog sebagai salah satu negara Demokrasi terbesar di Dunia,” tutup Arya. (Uchan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *