Nasional

Meneliti, mahasiswa STKIP temukan Pola Bahasa Makeang dan Bahasa Bajo

893
×

Meneliti, mahasiswa STKIP temukan Pola Bahasa Makeang dan Bahasa Bajo

Sebarkan artikel ini

Tulisan ini merupakan hasil riset mahasiswa, Nadia Apriyanti Felisa Barady, Masrina Rijal, dan tim pada mata kuliah Aliran-aliran Linguistik yang diampuh oleh Dr. Masayu Gay, M.Pd. Mata kuliah ini dijarakan dengan tujuan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang Bahasa dalam perspektif linguis, termasuk linguistik tradisional sebagai embrio linguistik modern serta manfaat praktisnya dalam masyarakat tutur.

Penelitian dilakukan di Desa Tawabi dan Desa Bajo, Kayoa. Bahasa Makeang Dialek Kayoa (BMDK) dan Bahasa Bajo (BB) menjadi objek penelitian, yang disorot dari bentuk bilangan, rhema (adjektiva/sifat), serta bentuk aktif pasifnya.
*Bilangan BMDK*
Bentuk bilangan pada BMDK berkarateristik sebagai keunikannya. Misalnya, angka 11 yang mengikuti angka 10 (yohaso) dengan menyebutkan kembali angka 1 (pso), sehingga menjadi <yohaso lo pso> dengan penanda <lo> di tengahnya. Pun angka 12 (yohaso) dengan penanda <lo> dan angka 2 (plu) menjadi <yohaso lo plu>. Begitu seterusnya hingga angka 19 (yohaso lo psio). Angka 20 (yohalu) membentuk angka 21 (yohalu lop pso). Hanya saja pada angka 20 bertambah <p> menjadi <lop> berbeda dengan angka 10. Angka 10 (yohaso) ditandai dengan <so>, angka 20 (yohalu) ditandai dengan <lu>, angka 30 (yohatol) ditandai dengan <tol>, dan angka 40 (yohahot) ditandai dengan <hot>, angka 50 (yohalim) ditandai dengan <lim>, dan seterusnya.

Advertisement
Scroll Kebawah Untuk Lihat Berita

*Rhema (Kata Sifat) BMDK-BB Berpolisemi*
BDMDK memiliki bentuk yang berpolisemi, yakni bentuk kata yang mempunyai arti lebih dari satu. Misalnya, BMDK “masure” berarti ‘menarik, indah, menawan, unik, dan unggul.’ Bentuk polisemi ini ditemukan pula pada BB, yaitu kata “malasso” bermakna ‘indah, menawan, dan tampan.’ “Sanna” artinya ‘riang, ceria, dan nyaman.’ “Parre” yang artinya ‘cerdas, cermat, dan berbakat.’

BACA JUGA :  Sambang DDS Cara Efektif Bripka Naziyullah Bhabinkamtibmas Polsek Jawilan Lebih Dekat Dengan Warga 

*Perubahan Bentuk Aktif-Pasif BMDK*
Uniknya, BMDK memiliki karakteristik sebagai tipe pada bentuk kata kerja aktif dan pasif, yakni bentuk pasif berubah dari bentuk aktif dengan penambahan huruf <k>, misalnya <haladaik> ‘memperbaiki’ menjadi <khaladaik> ‘diperbaiki’, <yol> ‘mengambil’ menjadi <kyol> ‘diambil’, <otik> ‘memberi’ menjadi <kotik> ‘diberi’ dan seterusnya.
Tipelogi kedua bahasa ini perlu didalami lebih jauh agar memperkaya khazanah ilmu linguistik. Apalagi sebagai sarana komunikasi antar warga, kedua bahasa tersebut ini pun terancam punah. Karena penggunaannya mulai putus pada kalangan remaja, dan hanya pada kalangan tua (***)