Kegiatan FGD UMKM ini salah satu bentuk nyata dari Joint Program UMKM Kemenkeu Satu Provinsi Bali yang di tahun 2024 aktif membina sebanyak 26 UMKM di Provinsi Bali, dari berbagai sektor usaha yaitu hasil garmen, industri perhiasan, makanan dan minuman, industri kosmetik, industri sabun, dan bahan pembersih untuk keperluan rumah tangga, pengolahan kopi, teh, dan kakao, ukiran tulang dan kayu, craft, garam organik, hasil olahan ikan serta pengrajin tas dengan design unik. Kegiatan ini, berdampak langsung pada UMKM dengan perluasan pasar baik pasar penjualan ekspor maupun dalam negeri dengan pemberdayaan UMKM melalui digitalisasi, dan globalisasi yang meliputi 5 aspek yaitu: aspek pembiayaan yang dilakukan oleh DJPb berkolaborasi dengan pihak perbankan, fasilitas fiskal yang dilakukan oleh DJBC dan DJP dengan pemberian fasilitas kepabeanan dan perpajakan bagi UMKM, pemasaran yang dilakukan oleh DJPb dengan mendorong UMKM untuk bergabung dalam platform digital, pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh seluruh Unit Eselon I Kemenkeu Satu, serta peningkatan kerja sama dengan sinergi, dan kolaborasi terkait UMKM bersama instansi pemerintah lainnya dan pihak swasta.
Dari keseluruhan data ekspor pada Provinsi Bali, tercatat devisa ekspor pada tahun 2023 sebesar USD 4,8 juta meningkat dari tahun 2022 yang berjumlah USD 3,4 juta, begitu juga pada devisa ekspor sampai bulan Juni tahun ini sebesar USD 4,1 juta meningkat jika dibandingkan dengan devisa ekspor sampai dengan Juni tahun 2023 sebesar USD 3,4 juta.
FGD ini diharapkan dapat memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM di Provinsi Bali, dengan mengelola akses dan knowledge serta network yang ada yang dapat diraih melalui pemahaman praktik supply chain, dan logistik dalam mengekspor barang.
(tik/team)