Nasional

Presiden RI Apresiasi OJK Wujudkan Resiliensi Industri Jasa pada Keuangan Indonesia

711
×

Presiden RI Apresiasi OJK Wujudkan Resiliensi Industri Jasa pada Keuangan Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Selasa, (20/2/2024) di Jakarta. Foto: Ist

NASIONALXPOS.CO.ID, BALI — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan Nasional terjaga didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Arah kebijakan OJK 2024 disampaikan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang digelar di Jakarta, Selasa (20/2/2024) dihadiri Presiden RI Joko Widodo.

Advertisement

Dalam acara itu, OJK juga meluncurkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI). Pada kesempatan PTIJK ini, Presiden RI mengapresiasi OJK dan kerja sama seluruh pihak dalam memajukan dan mewujudkan resiliensi industri jasa pada keuangan Indonesia.

BACA JUGA :  Pesawat Sriwijaya Air Tujuan Jakarta Pontianak Jatuh di Pulau Lancang

Dalam arahannya, Presiden RI menyampaikan untuk terus belajar dari krisis keuangan di masa lalu dan agar tetap waspada dalam menjaga industri jasa keuangan dan perekonomian, terus meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan serta dukungan terhadap pembiayaan UMKM dan keuangan berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi penyempurnaan taksonomi berkelanjutan Indonesia yang
diluncurkan tadi oleh Ketua OJK sehingga inisiatif keuangan hijau bisa menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan dan inklusivitas. Terima kasih atas dedikasi Bapak atau Ibu dan kerja keras OJK dalam memajukan sektor keuangan,” ujar Jokowi.

OJK menilai saat ini ketidakpastian perekonomian global mulai menurun, namun masih terjadi divergensi pemulihan antarnegara. Indikator perekonomian menunjukkan pertumbuhan ekonomi termoderasi di beberapa negara, khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target inflasi sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif.

Di AS, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di 2024 dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi.

Namun demikian, pasar masih mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di laut merah imbas dari konflik Timur Tengah, serta penyelenggaraan pemilihan umum sepanjang tahun 2024 yang mencakup 50 persen populasi dunia terutama di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India, dan Taiwan serta pemulihan ekonomi Tiongkok.

Secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif sejak Desember
2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan
perkiraan soft landing di AS, sehingga mendorong kembalinya aliran dana masuk ke Emerging Markets (EM) dan menjadi penopang penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia. Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun. (Tik/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *