Pendidikan

Ini pernyataan Kepala Sekolah atas Aksi Protes Ratusan Siswa SMAN 1 Situbondo

4450
×

Ini pernyataan Kepala Sekolah atas Aksi Protes Ratusan Siswa SMAN 1 Situbondo

Sebarkan artikel ini
Foto: Agung CH/NASIONALXPOS.co.id Rabu, (10/1/2024).

NASIONALXPOS.CO.ID, SITUBONDO —Aksi protes ratusan siswa SMAN 1 Situbondo beberapa waktu lalu (4/1),  menuntut kepala sekolah agar mundur dari jabatannya ditanggapi Marta Mila Sughesti sebagai kepala SMAN 1.

Keterangan itu baru diperoleh wartawan media NASIONALXPOS.co.id, saat mengklarifikasi via telepone, Rabu, (10/1/2024).

Advertisement

Dalam keterangan tersebut, Marta Mila Sughesti menyatakan belum bisa memberikan tanggapan atas aksi ratusan siswanya.

“Jadi kami mungkin belum bisa ngasih tanggapan ya mas, biar kami nanti mikir kondusifnya anak-anak dulu nggih,” ucap kepala sekolah SMAN 1.

Begitupun ketika dikonfirmasi wakil kepala sekolah SMAN 1, Hermawan. Namun saat memberikan pernyataan, dirinya malah mengaku kasihan terhadap ratusan siswa yang melakukan aksi demo. Menurutnya, dengan aksi protes keras itu, khawatirnya dapat mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mereka.

“Demo nya cuma pasang-pasang poster/pamflet. Selama tidak mengganggu KBM anak-anak, sebenarnya tidak masalah. Tapi disaat mengganggu, itu kita malah kasihan. Apalagi kelas XII ini, yang waktu belajarnya sudah mepet. Kita kasihan sebenarnya,” terang Hermawan.

Hal berbeda disampaikan ketua LSM Perjuangan Rakyat Rachmad Hartadi beberapa waktu sebelumnya. Bahkan dengan nada geram, ia setuju jika seorang Marta Mila Sughesti mengundurkan diri sebagai kepala sekolah.

“Menurut saya (pengunduran diri Marta Mila Sughesti menjadi kepala SMASA) itu harapan yang lebih baik, agar tidak berkembang lagi permasalahan yang muncul untuk berikutnya,” kata Hartadi, saat dikonfirmasi awak media baru-baru ini.

Menurut pria yang familiar dipanggil Songot beracun itu, aksi perseteruan yang dilancarkan sejumlah murid di SMAN 1, ditengarai karena kebijakan oknum kepala sekolah yang diduga tidak memihak kepentingan anak didiknya.

“Karena di masa-masa pemerintahan kepala SMASA dulu sampai sekarang, tidak ada gejolak dari siswa melakukan demo. Baru kepala sekolah sekarang ini, ada gejolak. Jadi, nama baik dari SMASA menjadi sekolah unggulan, tercoreng karena ini,” jelas Hartadi, Jum’at, (05/01/2024) lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, kekisruhan internal satuan pendidikan yang familiar disebut SMASA ini, berawal dari pihak sekolah bersama DLH Situbondo melakukan penebangan pohon di zona hijau sebanyak beberapa kali.

Tidak hanya itu, bahkan marching band yang menjadi ekstra kurikuler kebanggaan murid SMAN 1 ini, disebut-sebut telah ditiadakan. Hal itulah yang memicu sebagian besar murid merasa terganggu dan tidak nyaman. Sehingga imbasnya, mereka melakukan aksi sebagai bentuk protes melalui orasi keberatan sembari memajang tulisan reaksioner. (Agung CH)

BACA JUGA :  Eriani M.Pd Bijak dan Tanggap dalam Berkerja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *