Video

Sebagian Pedagang Buah Yang Digusur Pemerintah Asahan Tidak Mendapatkan Kios Dipasar Buah

1054
×

Sebagian Pedagang Buah Yang Digusur Pemerintah Asahan Tidak Mendapatkan Kios Dipasar Buah

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, ASAHAN – Para pedagang buah yang digusur Satpol-PP untuk dipindahkan ke pasar buah di Jln Panglima Polem, yang disediakan pemerintah kabupaten Asahan, ternyata banyak pedagang buah yang tidak dapat kios ataupun lapak.

Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Satpol-PP menggusur lapak pedagang buah di jln.Tengku Umar kisaran pada tanggal 28 Oktober lalu membuat pedagang buah kecewa karena upaya penggusuran dinilai tidak ada solusi yang terbaik, Minggu (31/10/2021).

Advertisement
Scroll Kebawah Untuk Lihat Berita

Saat dikonfirmasi Nasionalxpos.co.id di hotel Sabty Garden Kisaran ketika acara bulan amal Bhakti Karang Taruna, Bupati Asahan H.Surya Bsc yang didampingi Kadis Kominfo Asahan H. Rahmad Hidayat Sos.Msi mengatakan, itu bukan penggusuran tapi dipindahkan ketempat pasar buah yang disediakan pemerintah dan saya akan hubungi Kasatpol-PP sembari sambil meninggalkan. Sabtu (30/10/2021).

BACA JUGA :  Himbauan Dirlantas Polda Sumsel Kepada Masyarakat

Kadis Kominfo Asahan H. Rahmad Hidayat Sos.Msi menjelaskan, “pedagang buah yang di jln.Tengku Umar ditertibkan dan dipindahkan ke pasar buah yang disediakan pemerintah karena lapak pedagang buah memakan ruas jalan dan mengganggu hak para pengguna jalan, untuk teknis Penempatan kios (Lapak) langsung koordinasi ke-Dinas Koprindag Asahan,” jelasnya.

Ketika dikroscek ke pasar buah jln.Panglima Polem ditemukan para pedagang buah masih berjualan didepan pasar buah yang ada dibahu jalan karena mereka tidak dapat kios (Lapak) salah satunya Zulham warga jln.Balam Gambir Baru, Lufita Br Sitohang warga suderejo, B Sinurat warga jln. Pramuka.

BACA JUGA :  Namin Penderita Sakit Menahun, Akhirnya di Kunjungi dari Dinas Sosial Kabupaten Bekasi

Pedagang Buah Zulham mengatakan, kami digusur Satpol-PP tanpa ada kelonggaran langsung digusur itu hari juga, memang kami sudah dapat surat peringatan sampai tiga kali dan kamipun sudah tatap muka sama pemerintah tapi aspirasi kami tidak didengar.

“Kami bukannya gak mau pindah tetapi kalau kami berjualan di pasar buah itu pasti tidak layak karena tempat lapaknya sempit 1×1 meter manalah cukup untuk tempat buah-buahan yang dijual, dan pembeli pasti sepi,” keluh zulham.

BACA JUGA :  Menpan-RB Sebut Anggaran Kemiskinan 500 Triliun Habis Untuk Seminar dan Studi Banding

“Lihatlah saya berjualan didepan pasar buah karena saya tidak dapat lapak didalam, lapak didalam sudah penuh serta sampai sekarang upaya pemerintah belum ada untuk kami,” Ungkap zulham.

Ditempat yang sama Lufita Br Sitohang yang juga pedagang buah menyampaikan, semenjak kami berjualan disini omset kami berkurang drastis, biasanya omset kami perhari 4 juta sekarang perhari seratus ribu dua ratus ribu, omset kami turun 90% lebih,” tandasnya. (SM)