Politik

Wisuda Sarjana Universitas Udayana, Shalahuddin Ali Basyah Caleg Termuda DPRD Provinsi Bali

3792
×

Wisuda Sarjana Universitas Udayana, Shalahuddin Ali Basyah Caleg Termuda DPRD Provinsi Bali

Sebarkan artikel ini
Shalahuddin Ali Basyah S.T. (kanan) mahasiswa Fakultas Teknik, Prodi Teknik Sipil bersalaman dengan Plt Rektor Universitas Udayana Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana dalam wisuda ke 157 Universitas Udayana. Sabtu, (9/12/2023).

NASIONALXPOS.CO.ID, JIMBARAN – Dari 716 mahasiswa saat mengikuti acara wisuda ke 157 Universitas Udayana (Unud) di gedung Auditorium, kampus bukit Jimbaran. Sabtu (09/12/2023), terdapat 1 mahasiswa Fakultas Teknik Unud yang juga mengikuti kontestasi pemilihan Calon Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Bali dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Gianyar pada Pemilu 2024 mendatang.

Adapun Caleg tingkat I Provinsi yang diwisuda itu bernama Shalahuddin Ali Basyah, S.T. lulusan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana dan saat ini tercatat menjadi Caleg termuda di Provinsi Bali, dikarenakan usianya memenuhi syarat, di mana salah satu syarat untuk menjadi calon anggota legislatif di semua tingkatan telah berumur 21 tahun atau lebih.

Advertisement

Shalahuddin Ali Basyah atau akrab disapa Ali, memang dikenal sebagai sosok aktivis yang vokal menyuarakan aspirasi. Di akhir tahun 2022 silam, namanya semakin dikenal saat sukses menyelenggarakan pesta demokrasi mahasiswa terbesar di Udayana, di mana saat itu, dirinya menjadi ketua dalam Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) dan sempat dijuluki sebagai ikon demokrasi Udayana.

BACA JUGA :  Himpunan Mahasiswa Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana, Gelar AMMC 2023

Kini, Ali melanjutkan karir politiknya pada Pemilu 2024. Tentu bagi politisi muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan formal pada jenjang S1 ini akan mengalami berbagai tantangan saat bertarung dengan politisi-politisi senior, namun hal ini tidak menyurutkan semangat Ali dalam berkontestasi.

“Jangankan yang muda, yang tua pun tentu mengalami banyak tantangan selama berkontestasi dalam Pemilu khususnya di Bali, apalagi jika partai pengusung kita berbeda dengan partai penguasa. Diskursus utama yang coba dihadirkan adalah soal bagaimana rakyat sebagai unit paling utama dari demokrasi tidak boleh hanya dijadikan sebagai objek politik, termasuk anak-anak muda harus menjadi subjek untuk bisa mengisi pos-pos pemerintahan yang ada. Apalagi pada tahun 2020 hingga 2030 nanti, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, kita harus memaksimalkan potensi anak muda ini menuju Indonesia Emas di tahun 2045,” ujar Ali kepada Nasionalxpos.co.id minggu, (10/12/2023) melalui telepon selulernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *