DaerahPeristiwa

KOMPAK, Warga Batu Ampar Gelar Ritual Perampas Tanahnya

1787
×

KOMPAK, Warga Batu Ampar Gelar Ritual Perampas Tanahnya

Sebarkan artikel ini
Nyoman Tirtawan mantan anggota DPRD Buleleng Foto : (by net)

NASIONALXPOS.CO.ID, BULELENG – Jangan Main Main dengan Urusan Tanah, Membuat merinding apa yang akan dilakukan warga Dusun Batu Ampar, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerogak, Buleleng, Bali. ketika tanahnya diduga dirampas oknum tidak bertanggungjawab.

Merasa belum mendapatkan keadilan dan dizalimi bertahun-tahun mereka akhirnya akan menggelar ritual atau bisa disebut kutukan.

“Dalam waktu dekat warga Batu Ampar akan menggelar upacara (Adat Hindu-Muslim) secara bersama, mohon kepada Maha Kuasa/Hyang Widhi, supaya hak tanah milik warga dikembalikan secara hukum final. Membuat ngeri, dimana warga juga melakukan ritual yang bisa disebut kutukan, siapa saja yang merampas tanahnya dan terlibat melindungi perampasnya supaya terkena karma tidak baik 7 (tujuh) turunan,” terang Nyoman Tirtawan selama ini selalu mendampingi warga Batu Ampar kepada wartawan dari Buleleng Bali, Minggu (19/06/2022)

Tirtawan yang juga mantan anggota DPRD Bali di bidang hukum ini mengatakan, di atas hukum di negeri ini ada hukum lebih tinggi yakni hukum Tuhan. Untuk itu sebutnya, selain pihaknya bersama warga berkirim surat meminta pengayoman hukum kepada Presiden Ir. Joko Widodo, warga juga meyakini keberadaan perlindungan serta kekuatan dari yang di atas.

BACA JUGA :  Bupati Buleleng Gugat Tanah Warga Batu Ampar, Tirtawan "HaraKiri"
Nyoman Tirtawan mantan anggota DPRD Buleleng
Foto : (by net)

BACA JUGA : Tirtawan, Tangkap Penjahat Perampas Tanah Warga

Dibalik adanya peristiwa ini lanjut kata Tirtawan, tentunya ada makna perlu digali kenapa warga sampai mengadu kepada sang ilahi meminta perlindungan dan keadilan. Jelasnya, warga Batu Ampar yang notabene pendidikannya rendah dan awam hukum mengalami trauma ketakutan yang begitu dalam.

“Warga mengalami trauma mendalam, Bagaimana perasaan warga sebagai petani yang awam hukum ketika ditodongkan pistol ?, Diintimidasi, hingga depresi, dan harus gantung diri mengakhiri hidup. Pan Dayuh itu korban dari intimidasi kekejaman oknum tidak bertanggungjawab yang merampas tanahnya. Aktivis HAM WAJIB turun lakukan investigasi dalam kasus ini,” singgung Tirtawan.

Sementara itu dihubungi wartawan secara terpisah, salah seorang warga Batu Ampar, I Gede Kariasa membenarkan akan melakukan upacara persembahyangan bersama-sama  menurut keyakinan Masing-Masing sebagai korban perampasan tanah.

BACA JUGA :  Awali Kerja Hari ini, Walikota Tinjau Kerja Bakti

Upacara yang digelar itu sebutnya, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar merestui warga Batu Ampar dalam memperjuangkan keadilan, diharapkan berjalan lancar dan baik.

Warga juga akan mendoakan, kepada pihak-pihak punya niat tidak baik dan merampas tanahnya agar hatinya dibukakan Tuhan. Menyadari dalam kehidupan Dunia ini ada HUKUM KARMA. jika berbuat tidak baik, cepat lambatnya PASTI tertimpa tidak baik juga begitupun sebaliknya. dan karma itu juga bisa diterima anak dan cucu.

“Kami hanya bisa memohon dan berdoa kepada Sang Hyang Widhi. Mendoakan kepada orang yang ingin merampas tanah kami agar hatinya terbuka. Kalau pun sampai terjadi, biarkan Ida Bhatara Bhatari Lelangit (Tuhan Maha Kuasa) yang mempunyai Kuasa atas mereka. dan jika terjadi begitu, kami sekali lagi, hanya bisa memohon agar diberi hukuman karma sampai tujuh turunan. Dikabulkan atau tidak oleh Sang Hyang Widhi, itulah permohonan kami”. pungkas Gede Kariasa.(CdR)

 

BACA JUGA :  Danlantamal VIII Kunjungan ke Gubernur Sulut

Sumber : Deliknews.com

Tinggalkan Balasan