Daerah

Puncak HPN 2025 di Blora, Eksplorasi Potensi dan Tantangan Pers

226
×

Puncak HPN 2025 di Blora, Eksplorasi Potensi dan Tantangan Pers

Sebarkan artikel ini
Bupati Blora Arief Rohman saat memberikan sambutan dalam rangka malam resepsi puncak peringatan HPN 2025 di Pendopo Kabupaten Blora, Sabtu (15/2/2025) malam.

NASIONALXPOS.CO.ID, BLORA- Rangkaian Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Jawa Tengah resmi ditutup dengan puncak acara yang digelar di Kabupaten Blora. Keberadaan Blora sebagai tuan rumah semakin bermakna, mengingat daerah ini merupakan kampung halaman sastrawan legendaris Pramoedya Ananta Toer dan juga tempat lahirnya “Bapak Pers Nasional,” Tirto Adhi Soerjo.

Acara peringatan HPN kali ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga berfungsi sebagai ajang untuk mengeksplorasi potensi daerah. Para undangan, termasuk pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota, serta unsur pemerintah, diajak mengunjungi berbagai destinasi wisata dan ekonomi kreatif yang ada di Blora.

BACA JUGA :  Polres Simeulue Himbau Warga Disilpin Memakai Masker dan Bagikan Beras yang Terdampak Covid-19

Sejak Sabtu (15/2/2025), para peserta menjelajahi sejumlah lokasi menarik seperti Blora Creative Space, Goa Trawang, Noyo Gimbal View, Klapa Dhuwur Mbah Lasiyo, serta mencicipi Kopi Santan Jepangrejo. Selain itu, mereka juga turut berpartisipasi dalam promosi wisata Blora melalui platform media digital.

BACA JUGA :  Semarak Culture Festival 2024, Libatkan 3.000 Penari Blora

Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Sasongko Tedjo, dalam kesempatan tersebut menyoroti tantangan yang dihadapi dunia pers saat ini. Ia menjelaskan bahwa meskipun kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), membantu kinerja jurnalis, tantangan dalam menjaga kualitas dan kredibilitas informasi tetap ada.

“Fungsi wartawan tidak tergantikan. Walaupun ada AI, wartawan harus berpegang pada kode etik jurnalistik. Di sinilah peran wartawan untuk memastikan informasi yang disampaikan adalah benar dan bertanggung jawab,” ungkap Sasongko.

Ia juga menekankan bahwa dari survei Serikat Media Siber Indonesia, hanya sekitar 2% media digital yang benar-benar sehat secara bisnis dan kredibel dalam pemberitaan. Oleh karena itu, jurnalis perlu mengedepankan verifikasi dan validasi informasi sebelum disebarluaskan.

BACA JUGA :  Blora Rencananya Akan Bangun 2 Rumah Sakit Lagi di Randublatung dan Kunduran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *