Scroll Untuk Baca Berita
DaerahPendidikan

Debat Kedua Pemira KPRM Universitas Udayana Hadirkan Calon Wakil Presiden BEM

2514
×

Debat Kedua Pemira KPRM Universitas Udayana Hadirkan Calon Wakil Presiden BEM

Sebarkan artikel ini

NASIONALXPOS.CO.ID, BADUNG
Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) Universitas Udayana kembali gelar uji publik debat kedua pemilihan umum calon presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana, yang di laksanakan di ruang bangsa, gedung rektorat, bukit jimbaran, nusa dua. Jumat, (9/12/2022) pukul 13.30 WITA.

Pada pesta demokrasi mahasiswa Universitas Udayana kali ini, KPRM Unud lakukan uji publik debat kedua kepada, antar calon wakil presiden BEM, diantaranya, calon wakil presiden nomor 1, Raihan Faishal Muzhaffar dari fakultas teknik, calon wakil presiden nomor 2, B. Gede Edy Triana Adi Jaya dari fakultas teknik, dan calon wakil presiden nomor 3, Alvian Marko, dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP), setelah sebelumnya, digelar uji publik debat pertama calon presiden BEM. Dimana KPRM mengharapkan, siapapun akhirnya yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, dapat bersinergi dan bekerjasama dalam menjembatani aspirasi antar mahasiswa dan birokrat Universitas Udayana.

Hadir dalam uji publik debat kedua, perwakilan rektorat Unud melalui Ketua Udayana Student Creative Center (USCC) Dr. Ir. I Ketut Sardiana, Mantan Ketua Unit Pengembangan Ormawa, Drs. I Wayan Santiasa, Ketua KPRM Unud, Shalahuddin Ali Basyah, Komisioner kampanye dan pemilihan KPRM Unud, Dicky Gabriel Alechandro Singarimbun, panelis 1, presiden mahasiswa BEM Unud 2021, Muhammad Novriansyah Kusuma, panelis 2, wakil presiden mahasiswa BEM Unud 2020, I Wayan Nata Manik Kusuma, dan panelis 3, Sekjen DPM Unud 2019, Haris Afrizal Samsudin, serta moderator dari komisioner hukum dan pengawasan, Yangyang Hadi Khrisna.

BACA JUGA :  Diikuti 400 Kontingen, Ketua Harian Kwarda Sumbar Buka Lomba Tangkas Pramuka Tahun 2023
Ketua KPRM Universitas Udayana, Shalahuddin Ali Basyah
Foto: Ist

Ketua KPRM Universitas Udayana, Shalahuddin Ali Basyah menyampaikan dalam sambutannya rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, dan karunia, serta ucapan terimakasih atas kehadiran dari perwakilan rektor Unud melalui ketua USCC, Mantan Ketua UPO, ketua lembaga, dan peserta yang hadir.

Ali sapaan akrabnya, juga mengatakan bahwa,

“Jika dilihat tema debat pada hari ini sedikit lebih berat dibanding debat pertama saat uji publik calon ketua BEM sebelumnya. di mana tema hari ini yaitu pluralisme, politik identitas, dan problematika dalam setiap panggung politik. kenapa saya mempercayakan tema debat hari ini kepada calon wakil presiden mahasiswa, karena di diri merekalah terdapat keragaman dari latar belakang yang berbeda-beda. maka dari itu saya memberikan pembahasan yang berat sebagai antitesis untuk orang-orang yang meragukan kapasitas dari seorang wakil, serta menjadi dasar pengangkatan tema dan kenapa kemudian, hal ini menjadi substansial untuk dibahas oleh kita semua,” Kata Ali kepada media Nasionalxpos.co.id melalui pesan Whatsapp.

Dirinya juga berharap, siapapun calon wakil presiden yang terpilih, dapat membawa angin sejuk di lingkungan Universitas Udayana tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antar golongan, serta berkontribusi untuk mahasiswa, dari mahasiswa, oleh mahasiswa, demi kemajuan Universitas Udayana.

BACA JUGA :  Tim Ormawa BEM FP Universitas Udayana Raih Juara 2 Budidaya Tingkat Nasional di LIP3D 2023
Komisioner kampanye dan pemilihan KPRM Universitas Udayana, Dicky Gabriel Alechandro Singarimbun
Foto: Ist

Sambutan dari komisioner kampanye dan pemilihan KPRM Unud, Dicky Gabriel Alechandro Singarimbun mengatakan,

“KPRM pada tahun ini telah menyusun skema yang cukup menarik, dimana melakukan uji publik tidak hanya pada pasangan calon saja, melainkan uji publik antar calon presiden mahasiswa dan uji publik antar calon wakil presiden mahasiswa juga. Dimana kita KPRM, mempunyai harapan mengenai kesiapan antar perorangan sebelum pada akhirnya mereka akan terpilih. Selain itu tujuan kita melakukan uji publik, juga untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan mereka  selama masa pencalonan. Adapun harapan kami di KPRM kepada paslon yakni, mereka dapat memegang teguh setiap janji mereka setelah mereka menjabat nanti. Dimana posisi menjadi pimpinan lembaga eksekutif cukup berdampak terhadap kehidupan mahasiswa di kampus yakni, sebagai penyambung lidah mahasiswa ataupun jembatan antar mahasiswa dan birokrat kampus, serta tidak lupa juga antar rakyat dan pejabat negara,” Ungkap Dicky.

Pada debat kali ini, calon wakil presiden nomor 1, Raihan Faishal Muzhaffar dari fakultas Teknik mengatakan bahwa,

“Bangkitkan seluruh asa, cerita panjang ini bukan hanya perjuangan sampai pemira saja, dan bukan hanya menjadi sejarah yang berlalu. siapapun kelak yang memimpin, perlu kita pahami bahwa, kitalah sebagai mahasiswa sebagai aktor utama untuk hadir memberikan perubahan pada sekitar, serta turut mampu mencerdaskan kehidupan. Nyalakan asa metamorfosa guna bangkitkan Udayana dan mengabdi pada Indonesia,” Ujar Raihan.

Calon wakil presiden nomor 2, B. Gede Edy Triana Adi Jaya dari fakultas Teknik juga memberikan pandangan terkait problematika berpolitik.

“Dalam menyikapi fenomena berbagai macam problematika dalam setiap panggung politik, sejujurnya saya bukan orang yang begitu paham politik, namun satu hal yang saya percaya, jika dalam berpolitik kita terus berbuat curang maka kedepannya segala proses yang ingin kita wujudkan pun tidak akan dapat berjalan lancar,” Ucapnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, calon wakil presiden nomor 3 Alvian Marko, dari fakultas FISIP Universitas Udayana berharap, di kesempatan jenjang pendidikan lebih tinggi ini, dapat di aktualisasikan dengan benar dalam pergerakan politik mahasiswa.

“Privilege kita, sebagai mahasiswa yang mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. maka, yang paling ideal dan utpois untuk dilakukan dalam pergerakan politik mahasiswa yaitu politik gagasan, bagaimana kita mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada, bukan dengan black campaign ataupun money politic,” bebernya. (Uchan)